Bahasa yang di pakai sehari hari di jogja
Bahasa yang di pakai sehari hari di jogja
Jogja sebagai kota pelajar begitu banyak berseliweran mahasiswa dari berbagai bangku universitas. Sebelum datang ke Jogja, bahasa yang perlu kamu ketahui supaya tidak asing dan nanti saat kamu dikerjain teman-teman langkah yang kamu lakukan cukup dengan senyuman aja.hehe. Bukan untuk mengajari tapi kamu perlu tahu juga supaya mengenali bahasa dimana kamu berpijak.
Bahasa yang dipakai di Jogja adalah Bahasa Jawa. Jika kamu berbicara dengan orang Jogja, gunakan saja bahasa Indonesia. Namun ada beberapa bahasa yang unik ditelinga seperti “dab”, “jan”, “jiancuk”, “pokmen”, “Ndes”, “Gondes”, “Mendes”, “Mukri”, “Pede”, “Macan Tutul”, “Pecelele”, “Hamsyong”, “Pah Poh”, “yai” dan masih banyak lainnya, tidak tertinggal, mereka sering menambahkan vokal di akhir kata misalnya mengucap “Ayu” selalu berakhir di ujung vokal “i” dengan penekanan “k” misalnya “koncomu Ayu(i)k”. Berikut beberapa Bahasa yang Wajib Kamu Tahu Sebelum Kost di Jogja
- “dab” sebagai pengganti kata “mas” untuk sebutan/panggilan orang laki-laki Jawa.
- “jan” ini tidak memiliki arti khusus, namun sebagai penambahan penekanan kalimat dan supaya terdengar lebih mantap.
- “jancuk” bahasa sangat kasar, sebaiknya kamu jangan pernah mengucapkan kata ini karena sangat berbahaya, yang memiliki makna brengsek.
- “pokmen” ini merupakan bahasa gaul dan sangat sering keluar dari mulut-mulut orang Jogja yang berarti “pokoknya” sebagai penekanan harapan dari kalimat yang diucapkan.
- “Ndes” berasal dari Ndesa yang berarti kampungan.
- “Gondes” sebuah singkatan Gondrong Ndesa untuk meledek orang meskipun rambutnya tidak gondrong tapi dianggap kampungan.
- “Mendes” berasal dari Menthel Ndesa yang berarti gadis desa berperilaku genit.
- “Mukri” berasal dari Munyuk Kriting untuk meledek orang yang berpenampilan unik dengan rambut kriting.
- “Pede” kependekan dari Pekok Dhewe. Pekok artinya bodoh dan dhewe artinya sendiri. Pede ditujukan kepada orang yang terkesan paling bodoh.
- “Macan Tutul” berasal dari Manis Cantik Turunan Bantul yang artinya gadis cantik turunan Bantul.
- “Pecelele” singkatan dari pecinta cewek-cewek lemu yaitu pecinta perempuan gemuk.
- “Hamsyong” singkatan dari hampa dan kosong yang berarti kesepian.
- “Pah Poh” yang berarti suka melamun atau lambat merespon.
- “yai” kebalikannya dari kata “iya”.
Sebenarnya, masih banyak lagi Bahasa yang Wajib Kamu Tahu Sebelum Kost di Jogja. Karena sifatnya yang lokal dan berpatokan pada kebiasaan dan budaya masyarakat setempat, seiring waktu akan semakin bertambah bahasa-bahasa yang bersifat santai seperti yang telah disebutkan diatas. Namun disisi lain, akan banyak pula istilah-istilah yang hilang disebabkan kultur modern yang terus berkembang ditengah masyarakat.
Sumber:https://blog.mamikos.com/bahasa-yang-wajib-kamu-tahu-sebelum-kost-di-jogja/
Komentar
Posting Komentar